Welcome

Remove everything in the ass, ready to fight to live healthier in the future and with our strong desire yes !

Thursday, February 9, 2012

Menangguk Rupiah dari Bank Sampah

Sampah yang berserakan tentu menjadi limbah. Namun dengan pengelolaan yang tepat, sampah juga bisa mendatangkan rupiah.
Menurut data Departemen Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan IPB, DKI Jakarta diperkirakan memproduksi sampah sekitar 6.000 ton per hari. Sampah tersebut terdiri dari 65% sampah organik; 11% sampah plastik; 10% sampah kertas; 3% sampah kayu, kain, dan karet; 2% sampah logam dan gelas, sementara 4% lagi terdiri dari sampah lainnya. Dari data tersebut terlihat, rumah tangga merupakan penyumbang terbesar sampah, yakni 51%.
Jumlah sampah rumah tangga kian meningkat setiap hari. Untuk menguranginya, diperlukan kepedulian masyarakat  dari komunitas terkecil, yakni rumah tangga. Salah satunya, lewat program bank sampah. Salah satu daerah yang telah maju dalam pengelolaan bank sampah adalah RW03 Kelurahan Malakasari, Jakarta Timur.
Mengubah paradigma masyarakat yang gemar membuang sampah sembarangan memang sulit. Untuk mengubahnya dibutuhkan kesabaran," aku Prakoso, tokoh RW03 Malakasari yang juga Pembina Program Bank Sampah Jakarta Timur.
"Dengan memilah sampah, masyarakat dapat berbuat hal kecil, tetapi berpengaruh besar bagi lingkungan. Dengan demikian, sampah yang dibuang benar-benar sampah yang tidak dapat didaur ulang," tutur Prakoso.
Prakoso mengatakan, bank sampah di daerah Malakasari telah dirintis sejak 2007 lalu. Pada 2010,  RW 03 menjadi juara umum dalam program Jakarta Green and Clean (JGC) yang diselenggarakan PT Unilever Indonesia. Salah satu poin penilaian saat itu adalah bank sampah.
"Juri saat itu melihat bank sampah kami memiliki mekanisme dan manajemen yang berjalan dengan baik, serta memiliki pembukuan dan jurnal penjualannya," kata Prakoso.
Pada tahun yang sama, PT Unilever Indonesia juga membuatkan badan hukum bagi bank sampah RW03. Kemudian pada 26 Januari 2011,  Bank Sampah Koperasi Warga Mandiri Delima pun diresmikan oleh Walikota Jakarta Timur, H. Murdani.
"Sekarang, kami telah memiliki 148 nasabah dan angka ini akan terus bertambah," ujar Prakoso. Kapasitas sampah yang berhasil dikumpulkan di sini, lanjutnya, berkisar 400kg - 500 kg per minggu. Jika diuangkan bisa sekitar Rp800 ribu.
Untuk menjadi nasabah bank sampah, kata Prakoso, syaratnya mudah: cukup menyerahkan fotokopi KTP. "Nasabah tidak hanya berasal dari RW03, tetapi bisa juga dari luar wilayah. Mereka kami anggap sebagai anggota luar biasa," katanya.
Sementara itu, jika ingin menjadi anggota koperasi, nasabah mesti membayar uang Rp50.000 dan uang sukarela Rp5000 per bulan. "Kalau keluar dari keanggotaan koperasi, uang tersebut bisa diambil," tandasnya. Anggota koperasi, selain mendapat keuntungan dari hasil tabungan, juga memperoleh sisa hasil usaha (SHU) koperasi.
Tercatat, pada penutupan pembukuan 2011 lalu, sebanyak 8.554 kilogram sampah berhasil terjual, dengan nilai nominal Rp14,6 juta. Sementara keuntungan Bank Sampah Koperasi Warga Mandiri Delima mencapai Rp4,4 juta.
Menambah Penghasilan
Mekanisme bank sampah, tidak terlalu rumit. Pengurus bank sampah biasanya menentukan hari-hari dimana nasabah bisa menabung. Pada hari itu, nasabah bisa datang menyetor sampah yang sudah dipilah-pilah berdasarkan bahan baku dan jenis. Sampah akan dicatat berdasarkan jenis (yang telah ditentukan pengurus), kemudian setelah ditimbang, akan langsung terlihat nilai nominalnya di buku tabungan.
"Nilai yang tertera, berdasar harga pasar yang berlaku saat itu," kata Prakoso, yang mengatakan pihak koperasi biasanya mengambil keuntungan Rp500 — Rp1000 per kilogram sampah. "Tetapi yang kami takutkan adalah fluktuasi harga," imbuh pensiunan PT Telkom ini, "jika harga pasar turun drastis, terpaksa barang kami tahan hingga harga membaik."
Agar lebih menguntungkan, Prakoso menjelaskan, sampah yang telah dipilah akan dijemput langsung dari pabrik, sehingga harga jualnya lebih baik dibanding lewat pengepul. "Dengan demikian, kami juga tak keluar uang lagi untuk mengantar sampah tersebut," tukasnya, sembari tersenyum.
Bank sampah, selain bagus untuk kebersihan lingkungan, di sisi lain juga bisa menambah penghasilan keluarga. Demikian diungkapkan Novi, salah satu nasabah Bank Sampah Koperasi Warga Mandiri Delima. Ibu dua anak ini mengatakan, dirinya rutin menyetor sampah yang telah dipilah, antara 20kg-30kg per minggu. "Lumayan bisa untuk tambahan biaya sekolah anak-anak saya," katanya.
Anto Erawan

No comments:

Post a Comment

 

Lorem